Jumat, 22 Mei 2015

Misteri Kematian Matahari Dalam Al-Qur'an


Kali ini saya akan membahas Misteri Kematian Matahari dalam Al-Quran Silahkan di Resapi.



Dan Matahari berjalan ke tempat Peristirahatannya. Itu adalah keputusan dari Yang Mahakuasa, Yang Maha Mengetahui. (Surah Ya Sin, 38)
Matahari telah memancarkan panas selama sekitar 5 miliar tahun sebagai akibat dari reaksi kimia konstan berlangsung pada permukaannya. Pada saat yang ditentukan oleh Allah di masa depan, reaksi ini pada 
akhirnya akan berakhir, dan Matahari akan kehilangan semua energi dan akhirnya Mati. dalam konteks itu, ayat di atas dapat dijadikan acuan bahwa pada suatu hari energi matahari akan segera berakhir. (Allah maha tahu akan kebenarannya).
Tampaknya dari arti kata bahwa Matahari akan terus dalam perjalanannya dalam ruang dan waktunya, tetapi pergerakan ini akan berlanjut sampai waktu tertentu yang telah ditetapkan. Ayat “Ketika matahari dipadatkan dalam kegelapan,” (QS. at-takwir, 1) yang muncul dalam deskripsi Hari Kiamat, memberitahu kita bahwa seperti waktu itu akan datang. Waktu tersebut hanya diketahui oleh Allah.

Kata Arab “taqdiiru,” diterjemahkan sebagai “keputusan” dalam ayat tersebut, termasuk makna seperti “untuk menunjuk, untuk menentukan nasib sesuatu, untuk mengukur.” dengan ungkapan dalam ayat 38 dari Surah Ya Sin, kita diberitahu bahwa masa hidup Matahari terbatas pada jangka waktu tertentu, yang ditahbiskan oleh Allah. 

اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d, 2)

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (Surah Fatir, 13)
Penggunaan kata “musamman” dalam ayat di atas menunjukkan bahwa masa hidup Matahari akan berjalan untuk “jangka waktu tertentu.” Analisis ilmiah tentang akhir Matahari menjelaskan sebagai mengkonsumsi 4 juta ton materi kedua, dan mengatakan bahwa Matahari akan mati ketika bahan bakar yang dimiliki semua telah dikonsumsi oleh matahari.
Panas dan cahaya yang dipancarkan dari matahari adalah energi yang dilepaskan seketika. Inti hidrogen berubah menjadi helium dalam proses fusi nuklir. Energi Matahari, dan karena itu hidupnya, sehingga akan berakhir setelah bahan bakar ini telah digunakan. (Allah maha mengetahui kebenaran.) Laporan berjudul “The death of the Sun” oleh departemen Ilmu BBC News mengatakan:
"Matahari secara bertahap akan mati. Sebagai inti bintang ke dalam kehancuran, akhirnya akan menjadi cukup panas untuk memicu atom lain menyusunnya menjadi helium".
Sebuah dokumenter, juga berjudul “The death of the Sun,” disiarkan oleh National Geographic TV, Memberikan penjelasan sebagai berikut:
Matahari menghasilkan panas dan menopang kehidupan di planet kita. Tapi seperti manusia, Matahari juga memiliki umur yang terbatas. Seiring dengan penuaan bintang tersebut, Matahari akan menjadi lebih panas dan menguapkan semua lautan kita dan membunuh semua kehidupan di planet Bumi. Matahari terus menjadi lebih panas karena usia dan membakar bahan bakar lebih cepat. Suhu akan meningkat, akhirnya memusnahkan kehidupan hewan, penguapan laut dan membunuh semua kehidupan tanaman.
Matahari akan membengkak dan menjadi bintang raksasa merah, menelan planet-planet terdekat. daya tarik gravitasinya akan mengurangi dan mungkin memungkinkan Bumi melarikan diri. Pada akhirnya, ia akan menyusut menjadi bintang kecil putih, memancarkan cahaya selama seminggu untuk ratusan miliar tahun.
Para ilmuwan baru-baru ini menguraikan struktur Matahari dan menemukan apa yang terjadi di dalamnya. Sebelum itu, tak ada yang tahu bagaimana memperoleh energi matahari atau bagaimana Matahari menghasilkan panas dan cahaya.
وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلاَ تَتَذَكَّرُونَ
… Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?” (QS. Al-An’aam, 80)

Dahsyatnya Surat Al-Ikhlas


Kedahsyatan Surah Al Ikhlas
Rasulullah Muhammad SAW pada suatu ketika bersabda:
”Demi Allah yang jiwaku di Genggamann-Nya, sesungguhnya QUL HUWALLAHU AHAD itu tertulis di sayap malaikat Jibrail as, ALLAHHUS SOMAD itu tertulis disayap malaikat Mikail as, LAMYALID WALAM YUULAD tertulis pada sayap malaikat Izrail as, WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AHAD tertulis pada sayap malaikat Israfil as.”.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Ketika saya (Rasulullah SAW) isra’ ke langit, saya melihat Arasy di atas 360,000 pilar dan jarak jauh antara satu pilar ke satu pilar yang lain ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap pilar itu terdapat padang pasir yang jumlahnya 12,000 dan luasnya setiap satu padang itu seluas dari timur hingga ke barat.
Pada setiap padang itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surat Al-Ikhlas.

Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka:
”Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik lelaki maupun perempuan”.

Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surat Al-Ikhlas. Suatu ketika 70.000 malaikat diutus datang kepada seorang sahabat di Madinah yang meninggal.

Kedatangan para malaikat itu hingga meredupkan cahaya matahari. 70.000 malaikat itu diutus hanya karena almarhum sering membaca surat ini. Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi Muhammad SAW di Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasanya dan malaikat Jibril datang kepada Nabi untuk memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.

Rasulullah S.A.W bersabda:
Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka tubuhnya tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. (HR Qurthuby).

Rencana Allah Pasti Yang Terbaik

Ketika kita bangun pagi tentu dengan harapan bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Namun terkadang ALLAH menguji sesuatu yang membuat kita kecewa seolah-olah harapan itu telah sirna.

Boleh bersedih, karena memang itu tabiat kita tak mudah menerima kenyataan, Namun jangan terlalu lama karena hanya
akan menyisakan nestapa.

Memang butuh waktu untuk menyakinkan hati bahwa masih ada hari esok untuk menggapai angan.

MARI KITA RENUNGKAN !!

Hidup memang perlu PENGORBANAN..
Hidup membutuhkan PERJUANGAN..

Untuk itu kita harus dikuatkan dengan KETABAHAN dan ditopang dengan KEYAKINAN..

Dan KEYAKINAN akan menguatkan langkah untuk merahi KEBERHASILAN..

Selagi ada nafas,
Selagi mentari masih bersinar menerangi bumi, tentu masih ada harapan dan peluang untuk memperbaiki keadaan, jangan sekali-kali sikap putus asa dari Rahmat ALLAH hinggap dalam diri.

Jika kehidupan membuat kita menangis,
Ingat ada ribuan kenangan indah yang membuat kita tersenyum,
Syukuri dan bersabar atas apapun yang terjadi karena rencana ALLAH pasti yang terbaik..

Aku Mendengar dan Merasakan bebanmu Ayah

cerita, inspirasi, renungan
Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-kerut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuk nya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-kerut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab: "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman: "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan: "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya: "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Kuciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya."

"Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. Dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah".

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Titip Rindu Buat Ayah : Ebiet G Ade

Kisah Mengharukan, Sang Malaikat Kecil


kisah, islamic motivation, kisah mengharukan, kisah islami

Sudah menjadi kebiasaan setiap selesai sholat jum’at tiap pekannya, seorang Imam (masjid) dan anaknya yang berumur 11 tahun membagikan brosur atau pun buku-buku islam di jalan-jalan dan keramaian, diantaranya sebuah buku dakwah yang berjudul “at-thoriq ilal jannah” (jalan menuju surga).

Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik-rintik air hujan yang membuat manusia benar-benar malas untuk keluar rumah. Namun si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dingin, lalu ia berkata,
“Saya sudah siap, Abi!”
“Siap untuk apa nak?”
“Abi, bukankah ini waktunya kita membagikan buku ‘jalan menuju surga’?”
“Udara di luar sangat dingin, apalagi gerimis.”
“Tapi Abi, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka meski suasana sangat dingin.”
“Saya tidak tahan dengan suasana dingin di luar.”
“Abi, jika diijinkan, saya ingin menyebarkan buku ini.”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata
“Baiklah, tapi bawa beberapa buku saja, jangan banyak-banyak.”

Anak itupun keluar di jalanan kota untuk membagikan buku kepada orang yang dijumpainya, juga dari pintu ke pintu.

Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku ditangannya. Jalanan sepi dan ia tak menjumpai lagi orang di jalanan. Lalu ia mendatangi sebuah rumah untuk membagikan buku itu. Ia pencet tombol bel rumah….tapi tak ada yang menjawab. Ia pencet lagi..dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kali ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan keras.

Tak lama kemudian, pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam berkata, “Apa yang bisa saya bantu wahai anakku?”

Dengan wajah ceria, dan senyum yang bersahabat si anak berkata, “Sayyidati (panggilan penghormatan untuk seorang wanita), mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa buku dakwah untuk Anda yang mengabarkan kepada Anda bagaimana mengenal Allah, apa yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh ridha-Nya.”

Anak itu menyerahkan bukunya, dan sebelum ia pergi wanita itu sempat berkata, “Terimakasih Nak...

Satu pekan berlalu....

Seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilakan jama’ah untuk bertanya, atau ingin mengutarakan sesuatu.

Di barisan belakang, terdengar seorang wanita tua berkata, “Tak ada di antara hadirin ini yang mengenalku, dan baru kali ini saya datang ke tempat ini. Sebelum Jumat yang lalu saya merasa belum menjadi seorang muslimah, dan tidak berpikir untuk menjadi seperti ini. Sekitar sebulan suamiku meninggal, padahal ia satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Hari Jumat yang lalu, saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi harapan untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali di kayu atap…saya berdiri di kursi…lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya ke leher, saya ingin bunuh diri karena kesedihanku…

Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah. Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi” batinku.

Tapi ternyata bel berdering lagi, ditambah ketukan pintu yang makin kuat. Saya ragu, “Siapa kira-kira yang datang ini, setahuku tak ada satupun orang yang mungkin memiliki keperluan atau perhatian terhadapku.” Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.

Saat kubuka pintu, kulihat seorang bocah yang ceria wajahnya, dengan senyuman laksana malaikat yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Dia mengucapkan kata-kata yang menyentuh sanubariku, “saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Kemudian anak itu menyodorkan buku kepadaku yang berjudul, “Jalan menuju surga.”
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi buku itu. Setelah membacanya, seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.

Sekarang lihatlah aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat, hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka, dan mudah-mudahan menjadi jalan selamat dari kesengsaraan menuju surga yang abadi.

Mengalirlah air mati para jamaah yang hadir di masjid, gemuruh takbir..Allahu Akbar..menggema di ruangan. Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung dihadapan para jamaah.

Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayah pun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.


Judul asli : قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
Penerjemah : Shiddiq Al-Bonjowiy
Sumber : Kompaq

Selasa, 12 Mei 2015

Suara Tangis


Kudengar suara tangis seseorang dari dalam. Aku yang saat itu sedang
menonton putaran siaran langsung sepak bola Liga Inggris, menjadi
tergerak juga untuk mencari dimana sumbernya berada. Aku bangkit dari
depan tv. Kuperiksa kamar utama yang menjadi tempat tidurku bersama
istri. Tidak ada. Langsung aku menuju ke kamar anak kami satu-
satunya, Permata. Benar saja, suara tangis itu berasal dari dalam
kamarnya. Suara isak tangisan Permata sepertinya ditahan-tahan supaya
tidak terlalu didengar oleh orang lain. Namun tetap saja dapat
didengar terutama olehku yang berada di ruang tv, yang tidak berada
jauh dari kamarnya.

"Salam'alaikum sayang…, sedang apa di dalam? Boleh Ayah masuk?"
kataku sambil mengetuk pelan pintu kamarnya.

Tiba-tiba, suara tangisannya menghilang.

"Sayang…, ini Ayah. Bolehkan Ayah masuk?"

Pintu-pun terbuka dengan Permata, anak semata wayangku, di depanku.
Wajahnya memerah dengan mata sembab dan berkaca-kaca. Rambutnya yang
hitam panjang sebahu tampak awut-awutan. Bajunya yang berwarna merah
jambu dengan gambar bunga-bunga kecil, basah oleh air mata dan
keringatnya.

"Loh kok…, kenapa putri Ayah menangis? Biasanya putri Ayah selalu
ceria. Ada apa gerangan? Boleh Ayah tahu ada apa?" kataku yang
langsung berjongkok di depan Permata sambil memegang bahunya dan
menyeka air matanya.

Belum lagi Permata menjawab pertanyaanku. Ia langsung saja menabrakku
dengan pelukannya, lalu menangis kembali dan berkata, "Ibu jahat,
Ayah. Ibu jahat!"

"Loh…, kenapa Ibu jahat? Masa sih, Ibu jahat sama Permata yang cantik
dan baik hati," kataku sambil mengangkat dan menggendongnya lalu
menuju ke tempat tidurnya. Kuletakkan ia di kasur dan aku duduk di
sampingnya. Ku elus-elus rambutnya yang halus seperti sutra.
Kupancarkan senyuman kepadanya untuk mencoba meredakan tangisannya.

Sedikit demi sedikit tangisannya mulai mereda dan akhirnya berhenti.
Wajah Permata memancarkan rasa sedih karena ia barusan dimarahi sama
Ibunya, yaitu istriku. Sebenarnya aku-pun agak heran juga, tidak
biasanya istriku marah terhadap anak semata wayangnya ini. Biasanya
ia sangat lembut dan penuh kasih sayang didalam mengurus Permata.

"Ayah… Ibu kok jahat sama Permata? Tadi Permata dimarahi sama Ibu.
Permata sedih, Ayah. Kenapa Ibu sampai memarahi Permata seperti tadi,
Ayah?" kata Permata sambil mau menangis kembali.

"Eee…, kok mau nangis lagi… Enggak apa-apa kok, Ibu tidak jahat dan
tidak marah sama Permata. Memangnya, kenapa Ibu sampai demikian sama
Permata?"

Permata diam sebentar. "Tadi Permata belum mengerjakan salat lalu
ditegur sama Ibu. Namun, Permata belum juga mengerjakan salat karena
Permata masih mau menyelesaikan PR Permata dulu, Ayah. Lalu Ibu
datang kembali dan menanyakan apakah Permata sudah salat. Setelah Ibu
tahu bahwa Permata belum salat juga, lalu Ibu memarahi Permata.
Permata hanya diam pas dimarahi sama Ibu. Setelah Ibu pergi, Permata
jadi sedih, mengapa Ibu yang biasanya baik sama Permata tapi kali ini
kok tidak. Permata jadi sangat sedih, Ayah."

"Ooo…, begitu. Nah, sekarang Permata sudah salat belum?"

Permata mengangguk.

"Bagus…, itu baru namanya anak Ayah dan Ibu yang cantik dan pintar.
Permata tahu nggak, kenapa Ibu sampai marah sama Permata karena
Permata melalaikan salat. Itu berarti…, Ibu sayang sama Permata. Ayah
dan Ibu memang sangat senang bila anak Ayah dan Ibu rajin didalam
mengerjakan salat. Ayah dan Ibu tidak mau Permata masuk Neraka dan
disiksa sama Allah SWT, nanti di Akhirat. Permata tahu kan, bila ada
orang yang tidak mengerjakan salat maka ia akan disiksa dan
dimasukkan oleh Allah SWT, ke dalam Neraka Jahannam selama-lamanya.
Iiiiihhh…, ngeri kan," kataku menggeliat dan memasang wajah takut
sambil bercanda.

Permata pun tersenyum.

"Ok…, sekarang Permata harus janji…, untuk tidak melalaikan salat
lima waktu lagi, bagaimana?"

"Iya, Ayah. Permata janji tidak akan melalaikan salat lagi," katanya
sambil memelukku.

Aku-pun memeluknya, mencium keningnya sambil berdo'a di dalam
hati, "Ya Allah…, ampuni dosa-dosa kami, ampuni dosa-dosa kedua orang-
tua kami dan jadikanlah keturunan kami, anak-anak yang sholeh dan
sholehah yang ta'at kepada perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu.
Aamiin."

"Ayah…, Ayah…, kata Ibu Guru, di surga itu ada Bidadari ya?"

"Iya, benar."

"Apa Bidadari itu cantik, Ayah?"

"Sangat cantik. Bahkan kecantikannya tiada tara."

"Ayah…, apakah Permata kalau sudah besar nanti akan secantik
bidadari?"

Aku-pun tersenyum. "Iya…, kalau kamu besar nanti akan secantik
Bidadari. Karena kamu, bagi Ayah dan Ibu, adalah Bidadari yang
menghiasi rumah ini." Permata-pun tersenyum. Terlihat gigi-giginya
yang masih belum rapih. "Tapi Permata, kecantikan wajah itu tidaklah
penting, yang terpenting adalah kecantikan hati, disini…, dihati,"
kataku menambahkan sembari menunjuk ke dadanya.

"Iya, Ayah…"

"Sudah ya…, Ayah keluar dulu. Salam'alaikum sayang."

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh, Ayah," kata Permata
sambil mencium tangan kananku.

Aku-pun keluar dari kamarnya.

Memang. Terkadang didalam rumah-tangga, apabila ada salah satu orang-
tua yang keras didalam mendidik anak-anaknya, maka harus ada orang-
tua yang bersikap lembut sebagai penyeimbangnya. Sehingga nantinya
tidak akan menimbulkan suasana rumah-tangga yang memanas, yang
berdampak akan adanya tekanan mental yang berlebihan pada anggota
keluarga. Kalau bisa, kedua orang-tua haruslah bersikap lembut
didalam mendidik anak-anaknya supaya tidak menurunkan sifat-sifat
kasar dan pemarah pada anak-anaknya nanti.

Di suatu Minggu pagi.

"Ayah…, Permata pamit dulu, ya. Ntar Permata kasih kabar kalau sudah
sampai di tempat piknik lewat Hand Phone Ibu, ya Bu ya…"

"Iya, iya…," kata istriku. "Aku pamit juga, ya Mas," sembari mencium
tangan kananku.

Kami-pun saling berangkulan dan memberi salam.

"Salam'alaikuuum, " kata mereka berdua.

Di hari Minggu ini, sekolahnya Permata mengadakan acara piknik
bersama. Mereka berencana pergi ke Bogor untuk mengunjungi Taman
Safari dan Kebun Raya Bogor. Seharusnya, Aku-pun harus pergi juga
bersama mereka. Namun, Aku sudah memiliki janji yang tidak boleh
kuingkari. Aku sudah janji untuk menemui klien-ku yang membutuhkan
pertolongan untuk dibela di ruang sidang pengadilan . Kasus yang akan
kutangani ini cukup serius. Kasus korupsi yang menelan uang
triliyunan rupiah. Tapi kali ini, aku harus membela si tertuduh
karena si tertuduh telah lebih dahulu meminta tolong kepadaku untuk
melawan pengacara-pengacara terkenal yang membela pemerintah.
Walaupun mungkin, orang yang akan kubela ini memang benar korupsi,
aku harus tetap membelanya sampai berhasil. Aku tahu, membela orang
yang salah adalah salah, tetapi aku tidak punya pilihan lain karena
aku juga sudah terikat sumpah jabatan sebagai pengacara dimana
seorang pengacara harus selalu siap untuk membela semua perkara orang-
orang yang meminta pertolongan jasanya. Itu kode etiknya.

Semua berkas yang telah kupersiapkan tadi malam telah kutaruh di
dalam mobil. Dengan Bismillah, aku-pun berangkat. Baru tiga puluh
menit berlalu saat aku masih menikmati kemacetan di jalan raya.
Telepon genggamku berbunyi.

"Selamat pagi, Pak. Apa benar Bapak yang bernama Muhammad Yusuf?"

"Benar, Pak. Ini dari siapa, ya?"

"Kami dari Kepolisian Satlantas Bogor, Pak. Kami mau mengabarkan
berita duka untuk Bapak."

"DEGGG!!!" Hatiku tersentak kaget. "Berita duka, Pak? Berita duka
apa?"

"Sekarang, di jalan tol menuju Bogor sedang terjadi kecelakaan
beruntun, Pak. Setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap para
korban. Teridentifikasi bahwa ada keluarga Bapak, yaitu istri dan
anak Bapak yang menjadi korban kecelakaan. Sekarang mereka telah
dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati dan kini berada di ruang gawat
darurat. Mungkin cuma itu yang bisa kami kabarkan kepada Bapak."

"Innalillahi wa inna Ilaihi roji'un. Allahu Akbar! Istri dan anakku
dalam keadaan kritis. Kendaraan mereka mengalami kecelakaan. Ya
Allah…, masih adakah harapan untuk mereka?" kataku membatin. Cepat
aku membanting setir untuk mencari jalan pintas menuju ke Rumah Sakit
Fatmawati. Tidak kuhiraukan lagi semua rambu-rambu lalu-lintas.
Kunyalakan lampu depan mobil yang menandakan aku dalam keadaan
terdesak waktu.

Sesampainya di Rumah Sakit Fatmawati. Setelah kutanya lewat bagian
informasi dimana pasien yang baru datang akibat kecelakaan di jalan
tol dengan nama istri dan anakku. Mereka menunjuk ke kamar darurat.
Kularikan kakiku dengan cepat untuk sampai disana. Setelah kubuka
pintu ruang darurat itu. Ramai sekali para dokter yang menangani para
korban. Namun, aku masih belum boleh masuk dan diminta untuk menunggu
di ruang tunggu.

"Ya Allah… Selamatkah istri dan anakku? Bagaimanakah keadaan mereka?"
dalam keadaan tidak menentu, aku mencoba menghubungi para keluargaku
untuk memberitahu hal ini serta memberitahu pegawaiku untuk menemui
klienku dan memberitahu bahwa aku berhalangan datang kesana.

"Bapak Muhammad Yusuf!" panggil salah satu dokter.

"Ya, saya Dok."

"Mari ikuti saya, Pak."

Dibawanya aku ke suatu ruangan dokter. "Silahkan duduk, Pak."

"Dokter, bagaimana istri dan anak saya? Bagaimana keadaannya?" kataku
cemas.

"Hhhmmm…" Dokter itu menarik dan menghembuskan nafasnya dalam-
dalam. "Pertama-tama. .., saya ingin mengucapkan ma'af kepada anda
karena kami tidak bisa menolong istri anda, sedangkan anak anda
sekarang dalam keadaan kritis. Kondisinya sekarang koma, banyak
bagian tubuhnya yang remuk dan patah. Untuk saat ini, kami belum bisa
berbuat apa-apa, hanya menunggu perkembangan selanjutnya dari anak
anda."

"Ya Allah… Allahu Akbar! Inna lillahi wa inna Ilaihi roji'un. Telah
Engkau ambil istriku dari sisiku. Dan sekarang, anakku dalam keadaan
kritis."

Tidak bisa kubayangkan apa yang telah terjadi. Tubuhku sudah merasa
lemas semua. Keringat dingin bercucuran bak mata air. Mataku sedikit
berkunang-kunang. Tapi aku masih sadar. Dengan jalan yang bergontai,
aku menuju ke ruang jenazah. Fikiranku sedikit mengambang. Tapi aku
berusaha untuk terus sadar.

Sesampainya di kamar jenazah. Kulihat jasad-jasad kaku terbujur di
tempat tidur ditutupi kain berwarna putih. Suara tangisan dari
keluarga yang lain seperti mau membelah bumi. Kucari istriku. Pas di
pojok dinding, kulihat wajah yang tidak asing lagi. Wajah yang dulu
penuh cinta kepadaku. Wajah yang dulu selalu tersenyum kepadaku.
Wajah yang dulu penuh rasa sabar mendampingiku disaat susah. Wajah
yang dulu pernah bersamaku, berjanji menjalin ikatan suci di
pelaminan. Wajah itu, wajah istriku. Kudatangi perlahan jasadnya.
Kupandangi wajahnya. "Ohhh…, aku tak sanggup. Hatiku menjerit.
Tangisanku mau meledak. Tapi kalau saja aku tidak ingat sama Tuhan.
Aku pasti sudah bergabung dengan orang-orang yang meratapi kepergian
keluarganya itu. Aku berusaha tersenyum melihat wajah istriku. Kusapa
ia dengan salam. Kuucapkan do'a untuknya supaya ia mendapat ampunan
dari Allah swt dan tempat yang layak di sisi-Nya. Setelah itu kukecup
keningnya. Kututupi wajahnya dengan kain putih. Sekali lagi. Ku
berdo'a untuknya.

Kembali aku menuju ke ruangan gawat darurat. Saat menuju kesana.
Datang serombongan keluargaku dan keluarga istriku. Mereka memelukku
satu persatu. Mencium pipi dan keningku dan berusaha menghiburku.
Sebagian dari keluargaku dan keluarga istriku menangis. Langsung saja
aku menunjukkan dimana jasad istriku berada. Sebagian kesana dan
sebagian lagi ikut denganku ke ruang gawat darurat, dimana Permata
berada.

Sampai sore hari, Permata belum boleh dikunjungi. Baru setelah malam
harinya, kami boleh masuk ke kamarnya dirawat.

"Permata sayang, ini Ayah. Permata sayang, ma'afkan Ayah, Nak.
Ma'afkan Ayah…" kataku lirih dan tidak dapat meneruskan kata-kata.
Yang kubisa hanya membelai lembut kepalanya yang sudah dicukur botak
karena ada jahitan di kepalanya.

Pas jam sepuluh malam.

"Aayaaahhh…" suara Permata pelan.

Kami yang sudah duduk di kursi langsung berhamburan menghampiri
Permata.

"Iya, sayang. Iya, sayang. Ini Ayah, sayang."

"Aayaaahhh… Sakiiitt."

"Iya sayang. Ayah tahu. Sabar ya… Insya Allah, Allah akan
menyembuhkan Permata."

"Aayaaahhh… Ibu mana…?"

Ya Allah…, mendengar anakku bertanya tentang Ibunya, aku hanya bisa
diam.

"Aayaaahhh… Ibu mana…?"

"Ibu…, Ibu ada sayang..., tapi sekarang sedang tidak disini."

Permata diam. Matanya melirik kesana dan kemari seperti mencari
sesuatu. Sesaat, bibirnya bergerak tersenyum.

"Ayah… Bidadari itu sudah datang. Mereka melihat kepadaku, Ayah.
Wajahnya sangat cantik sekali, Ayah."

Aku dan keluargaku bingung. Kami tidak bisa melihat apa-apa.

"Sayang…, Bidadarinya mungkin datang untuk mendo'kan Permata. Mereka
sangat senang bila Permata sehat," kataku untuk menghiburnya.

"Tidak, Ayah. Kata mereka, mereka datang untuk menjemput Permata.
Mereka tersenyum pada Permata, Ayah."

"Ya Allah…, apakah ini yang dinamakan ajal dengan malaikat mautnya
yang akan menjemput anakku? Kalau memang iya, tidak ada yang bisa aku
lakukan kecuali membantunya mengucapkan kalimat tauhid."

"Ayah…, Bidadarinya menghampiri Permata. Mereka menjulurkan
tangannya, Ayah."

"Permata. Bidadarinya mungkin mau mengajak Permata bermain-main ke
surga. Kalau begitu, Permata harus siap ya sayang. Mari Ayah bimbing,
coba Permata mengucapkan kalimat dua syahadat seperti yang telah Ayah
ajarkan. Ash-hadu an laa ilaaha illa Allah… wa ash-hadu anna muhammad
rasulullah…"

"Ash-hadu an laa… ilaaha illa Allah… wa ash-hadu anna… muhammad
rasulullah…" Dengan terbata-bata, akhirnya Permata dapat mengucapkan
kalimat tauhid dengan lancar.

Tanpa kalimat tauhid yang sempat terucap sebelum mati, sangat
mustahil seorang Muslim akan masuk surga. Kalimat tauhid merupakan
kuncinya pintu surga. Dan jika seseorang belum juga mengucapkan
kalimat tauhid sebelum ajalnya tiba, maka ia dipastikan mati dalam
keadaan kafir. Neraka-lah tempatnya. Na'udzubillahi min dzalik.

Perlahan…, mata Permata sedikit demi sedikit tertutup. Kulit tubuhnya
berangsur-angsur memucat, dingin. Sebuah senyum manis terukir di
bibirnya. Wajahnya ceria. Ia telah puas. Puas bertemu dengan Bidadari
yang sangat cantik. Bidadari yang selalu diimpikannya untuk bertemu.

Semua keluargaku menangis. Hanya aku yang tersenyum. Kuusap wajah
Permata dan mentelungkupkan tangannya ke dadanya seperti ia sedang
salat. Kuciumi keningnya sekali lagi dan sambil berucap, "Tidurlah
dengan tenang, sayang. Temani Ibumu yang sudah menunggu disana.
Katakan pada Ibumu. Aku menyayangi kalian berdua. Dan semoga Allah
swt, juga mengasihi kalian berdua. Selamat jalan sayang. Inna lillahi
wa inna ilaihi roji'un."

Kutarik nafas panjang. Semua keluargaku memelukku. Kemudian aku
keluar dari kamar itu. Kucari sebuah musholla. Lalu disana aku
mengadu kesedihan kepada-Nya.

Besoknya. Kukuburkan jenazah istri dan anakku berdampingan di sebuah
pemakaman khusus untuk keluarga. Saat itu, suasana begitu teduh
disana. Pepohonan yang rimbun menambah kesejukan disekitarnya.
Terdengar suara burung-burung berkicauan di atas pohon sana. Harumnya
bunga melati dan kamboja, menusuk hidung mewangikan sekitar.

Setelah acara pemakaman selesai. Kini yang tinggal disitu hanyalah
Aku. Kupandangi dua makam yang berisi orang yang sangat kusayangi.
Sekali lagi, kubacakan do'a-do'a untuk mereka berdua sambil melihat
ke sebidang ruang tanah lagi di samping makam mereka berdua…, dimana
itu nanti…, adalah tempatku kelak.

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

"Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan
beramal saleh ke dalam surga-surga yang sungai-sungai mengalir di
bawahnya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (Q.S.
al-Hajj : 14).

"Di dalamnya ada bidadari yang menundukkan pandangannya yang belum
pernah disentuh manusia dan jin sebelumnya. Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan? Mereka laksana permata yaqut dan merjan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Tiadalah balasan
kebaikan itu melainkan kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?" (Q.S. ar-Rahmaan : 56 – 61). 

Al-Bakhi dan Si Burung Pincang

Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak.

Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. “Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?”
“Dalam perjalanan”, jawab al-Balkhi, “aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan”.
“Keanehan apa yang kamu maksud?” tanya Ibrahim bin Adham penasaran.
“Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak”, jawab al-Balkhi menceritakan, “aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. “Bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa”.
“Tidak lama kemudian”, lanjut al-Balkhi, “ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat”.
“Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?” tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.
“Maka aku pun berkesimpulan”, jawab al-Balkhi seraya bergumam, “bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja”. Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga”.
Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, “wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?”
Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, “wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik”. Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.
Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang diriwayatkan dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya: “Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud ‘alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri” (HR. Bukhari)

Ikan Kecil dan Air


Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, "Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai, tahukah kamu dimana air? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Dimanakah air?"

Jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati." Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya

Taubatnya Ahli Ma'siat


  • Taubatnya Ahli Maksiat

    Kisah ini diambil dari majalah “Al-Ummah Al-Qatriyyah” No. 70, dari kolom bertajuk “TAUBAT”, ditulis oleh Husein Uwais Mathar.
    Sungguh sahabatku telah berubah, tertawanya renyah lembut menyapa setiap telinga, laksana fajar menyingsing menyambut pagi. Padahal sebelumnya tertawanya seringkali memekakkan telinga dan menyakiti perasaan. Kini pandangannya sejuk penuh tawadhu. Sedangkan sebelumnya penuh dengan pandangan yang destruktif. Ucapan yang keluar dari mulutnya kini penuh dengan perhitungan, padahal sebelumnya sesumbar ke sana kemari melukai dan menyakiti hati orang, tidak peduli dan tidak ada beban dosa. Wajahnya tenang diliputi cahaya hidayah setelah sebelumnya terkesan garang dan tidak ada belas kasihan.
    Aku tatap wajahnya, dia paham apa yang aku inginkan, lalu ia berkata,
    “Sepertinya engkau ingin bertanya kepadaku. Apa yang membuatmu berubah?”
    “Ya, itu yang aku ingin Tanya kepadamu”, tandasku, wajahmu yang kulihat beberapa tahun yang lalu berbeda 180 derajat dengan wajah yang kulihat sekarang.
    سُبْحَانَ مُغَيِّرِ الأَحْوَالِ
    Maha suci Allah yang Maha merubah keadaan,” katanya penuh rasa syukur. “Hmm… pasti di balik semua itu ada kisah menariknya,” komentarku.
    “Ya, kisahnya bila kukenang, selalu menambah keimananku kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, kisahnya melebihi khayalan, namun tetap sebuah kenyataan yang telah merubah arah hidupku, sekarang aku akan ceritakan semua kisah ini.”
    Ketika aku sedang mengendarai mobil menuju Kairo, di salah satu jembatan yang menghubungkan kota tersebut, tiba-tiba seekor sapi dan seorang anak kecil melintas di depanku, aku kaget dan tidak dapat mengendalikan kendaraan. Tanpa sadar mobilku terjun ke sungai, dan aku sudah ada di dalam air. Aku angkat kepalaku ke atas agar bisa bernafas, tetapi mobilku terus tenggelam dan air nyaris memenuhi dalam mobilku, tanganku segera menjamah gagang pintu, tapi pintunya terkunci. Saat itu aku merasa akan segera mati, yang terbayang adalah perjalanan hidupku yang penuh dengan dosa dan noda. Segalanya seperti gelap, seperti berada di terowongan yang dalam dan gelap, panik mencekam dan batinku berteriak, “Yaa Rabb… Selamatkanlah aku, bukan dari kematian yang sebentar lagi akan kualami, tapi selamatkanlah aku dari segala dosa yang telah melingkupi diriku, aku merasa jiwaku seperti melayang dan mohon ampun kepada Allah sebelum menemui-Nya, lalu aku mengucap dua kalimat syahadat, aku mulai merasa akan mati.
    Aku berusaha menggerakkan tanganku untuk menggapai sesuatu, tiba-tiba tanganku menyentuh sesuatu yang bolong, aku ingat!, bolongan tersebut berasal dari kaca bagian depan, yang pecah sejak tiga hari yang lalu, tanpa pikir panjang lagi, aku dorong sekuat tenaga badanku keluar dari kaca bolong tersebut, aku kembali melihat cahaya terang, aku lihat masyarakat menyaksikan dari tepi sungai seraya saling berteriak keras agar ada salah seorang yang menolongku, lalu terjun dua orang dari mereka ke sungai dan membawaku ke tepinya, dengan fisik yang lemah lunglai aku masih merasa tidak yakin bisa selamat dan kembali hidup, dari kejauhan kulihat mobilku perlahan-lahan terbenam ke dalam air. Sejak detik itu aku merasa sangat ingin meninggalkan masa laluku yang penuh dengan dosa, hal itu langsung kubuktikan sesampainya di rumah, langsung kurobek-robek gambar dan poster para selebritis pujaan dan gambar wanita setengah telanjang yang sengaja kupajang di dinding rumahku, lalu aku masuk ke kamar dan menghempaskan badanku di atas kasur sambil menangis, baru pertama kali ini aku merasa menyesal terhadap dosa-dosa yang telah kuperbuat, semakin keras tangisku dan semakin deras air mataku bercucuran, sementara badanku gemetar. Saat itulah aku mendengar azan, seakan-akan aku baru mendengarnya pertama kali. Aku langsung bangkit berdiri dan segera bergegas mengambil air wudhu. Di masjid, setelah aku menunaikan shalat, aku menyatakan taubat dan mohon kepada Allah agar mengampuniku; Sejak itulah sebagaimana yang engkau lihat sekarang wajahku berubah karena taubat.”
    Aku tertegun mendengar ceritanya lalu aku katakan kepadanya :
    هَنِيْئًا لَكَ يَا أخِيْ وَحَمْدًا للهِ عَلَى سَلاَمَتِكَ لَقَدْ أَرَادَ اللهُ بِكَ خَيْرًا وَاللهُ يَتَوَلاَّكَ وَيَرْعَاكَ وَيُثَبِّتُ عَلَى الْحَقِّ خُطَاكَ
    “Berbahagialah engkau hai saudaraku, segala puji bagi Allah atas keselamatanmu, sungguh Allah telah menghendaki kebaikan terhadapmu, Allah akan selalu melindungimu dan menjagamu, serta mengokohkan langkahmu di atas kebenaran”
    Sumber : www.dakwatuna.com

Semangkuk Mie


 Pada malam itu, Alia bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Alia segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Alia berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"
"Ya, tetapi, aku tidak membawa uang" jawab Alia dengan malu-malu.
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. "Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Alia segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
"Ada apa nona?" tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa" aku hanya terharu jawab Alia sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi....Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Alia, menarik nafas panjang lalu berkata: "Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya."
Alia terhenyak mendengar hal tsb. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Alia segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Alia, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Alia, kau sudah pulang. Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang"
Pada saat itu Alia tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
==========================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 3. Hal. 561-563. ISBN 978-6028-686-402.

Waspadalah, Inilah Tanda Tanda kalau Anda Terlalu Cinta Dunia


 
 
Waspadalah, Inilah Tanda-tanda Jika Hati Anda Telah Terpaut dengan Dunia :

1. Anda tidak bersiap siap saat waktu shalat akan tiba.

2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.

3. Anda sangat perhatian dengan omongan orang lain tentang diri Anda.

4. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.

5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.

6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. "Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya."

7. Anda selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.

8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti.

9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.

10. Anda ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.

11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.

12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.

13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.

14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil

15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.

16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain

17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.

18. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.

19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.

21. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.

21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.

22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.

23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.

25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.

26. Anda senang berkunjung ke negeri-negeri kafir.

27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.

28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.

29. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik Anda.

30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.

31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.

32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.

33. Anda ingin semua yang Anda harapkan di dunia ini terkabul.

34. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.

35. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.

36. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.

37. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.

Ustadz Muhammad Nurman

10 Keutamaan Sholat shubuh Berjamaah di Masjid

10 Keutamaan Sholat shubuh Berjamaah di Masjid

Salah satu shalat yang berat dilaksanakan bagi sebagian besar kaum Muslim, khususnya laki-laki dewasa ini, adalah shalat Subuh secara berjamaah. Padahal, bila melihat kepada keutamaannya, justru shalat Subuh berjamaah memiliki banyak keutamaan yang luar biasa, berikut ini sebagian keutamaan yang terdapat di dalamnya:

1. Mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala

Shalat Subuh berjamaah berpeluang mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala. Sebab, aktivitas yang dilaksanakan pada waktu pagi, terlebih aktivitas wajib dan dilaksanakan berjamaah seperti shalat Subuh, telah didoakan agar mendapatkan berkah. Yang mendoakannya adalah Rasulullah shallallahualaihiwasallam:

اللهمَّ باركْ لأمتي في بكورِها

Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)

2. Mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat

Kondisi pada waktu subuh umumnya masih gelap, walau dengan penerangan listrik yang ada. Namun, dengan kondisi seperti itulah justru terdapat ganjaran yang besar dari Allah Ta’ala bagi manusia-manusia yang menuju masjid buat melaksanakan shalat dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak, dalam hadits disebutkan:

عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال :بشِّرِ المشَّائين في الظُّلَم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة

Dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

3. Mendapatkan ganjaran shalat malam sepenuh waktunya

Bisakah kita melakukan shalat malam atau tahajud sepenuh malam? Tentu sangat sulit dengan beragam aktivitas siang hari yang juga harus kita kerjakan. Namun demikian, pahala melakukan shalat malam sepenuh waktu malam ternyata bisa kita dapatkan dengan melakukan shalat Subuh secara berjamaah, dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam disebutkan:

مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه

“Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu.”(HR. Muslim, dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu)

4. Berada dalam jaminan AllahTa’ala

Artinya, orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan sempurna, antara lain dengan melaksanakannya berjamaah, maka dia berada dalam jaminan dan perlindungan Allah Azzawajalla., dengan begitu, siapa yang berada dalam perlindungan Allah, orang itu tidak boleh disakiti, orang yang berani mencelakakannya terancam dengan azab yang pedih, sebab dia telah melanggar perlindungan yang Allah berikan kepada orang tadi, dalam haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛ فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم

“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka.” (HR. Muslim, dari Jundubibn Abdillah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu)

5. Dibebaskan dari sifat orang munafik

Siapakah dari kita yang bisa menjamin bahwa dirinya telah suci dari penyakit kemunafikan? Bukankah dahulu para tokoh Salaf, yang notabene keimanannya lebih baik daripada kita, senantiasa takut dan khawatir terjangkiti sifat kemunafikan? Lantas, tidakkah kita seharusnya lebih layak untuk khawatir terhadap kondisi kita dewasa ini? Apalagi hidup dalam dunia dengan godaan yang demikian banyak menerpa.

Shalat Subuh secara berjamaah adalah salah satu upaya yang bisa kita tempuh agar bisa terhindar dari terjangkit penyakit kemunafikan itu, disebutkan dalam hadits:

ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما، لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد

“Tidak ada Shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)

6. Jamaah shalat Subuh dipersaksikan oleh malaikat

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهم – وهو أعلم بهم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.

“­Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat.” (HR. Bukhari-Muslim)

7. Berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bila berzikir hingga terbitnya matahari

Bisa dibayangkan betapa besar ganjaran pahala yang didapatkan bila memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anasibn Malik Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda:

مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة

“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)

8. Kesempatan untuk melaksanakan shalat sunah Subuh

Kesempatan lain yang bisa didapatkan dengan mengupayakan shalat Subuh secara berjamaah adalah shalat sunah Subuh dua rakaat. Shalat sunat Subuh dua rakaat ini punya kelebihan tersendiri yang disebutkan dalam hadits.

ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها

“Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

9. Keselamatan dari siksa Neraka

Keselamatan dari siksa Neraka berarti berita gembira tentang masuk Surga. Ganjaran ini tentunya berlaku bagi yang melaksanakan shalat Subuh secara sempurna (berjamaah). Mari perhatikan Hadits berikut:

عن عُمارة بن رويبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها) رواه مسلم

Dari Umarah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak akan masuk Neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan terbenamnya matahari (Ashar).”(HR. Muslim)

10. Kemenangan dengan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti

Tentunya hal ini merupakan ganjaran terbesar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya.

عن جرير بن عبد الله البجلي رضي الله عنه قال: كنا جلوسًا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ نظر إلى القمر ليلة البدر، فقال: (أمَا إنكم سترَون ربَّكم كما ترَون هذا القمر، لا تُضَامُّون في رؤيته، فإن استطعتم ألا تُغلبوا على صلاةٍ قبل طلوع الشمس وقبل غروبها، فافعلوا) رواه البخاري ومسلم

Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah duduk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR. Bukhari-Muslim)

Semoga motivasi ini memicu kita untuk senantiasa bisa menjaga shalat Subuh secara berjamaah, bahkan menularkannya kepada saudara-saudara kita lainnya.

sumber: belajarislam.com

Rabu, 11 Maret 2015

Pengalaman Terbaik Selama Hidup

Mungkin dulu hanya lah  sebatas mimpi untuk bisa menggapai semua cita-cita. Cita-cita yang tinggi akankah bisa ku gapai?? Tapi semua itu tidak akan sis-sia karena tuhan akan selalu bersama makhluk nya yang sabar.
Sekarang tuhan telah memberikan petunjuk untuk ku,bahwasa nya aku masih bisa untuk menempuh pendidikan seperti teman ku yang lain, tuhan telah memberikan ku tempat untuk mencari ilmu yaitu di RGI. RGI adalah tempat melanjutkan pendidikan ku dan tempat menggali ilmu sedalam dalam nya, aku sangat beruntung bisa melanjutkan pendidikan ku di RGI, karena dari sekian banyak anak-anak yang mendaftar di RGI aku salah satu nya yang terpilih.
Aku akan berusaha semampu ku untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang di berikan instruktur-instruktur, karena aku tidak ingin pulang dengan tangan kosong (tanpa ilmu).
Mudah-mudahan semuanya bisa aku capai dan bisa membuat orang-orang terdekat ku bangga.
Amin.......

Selasa, 24 Februari 2015

Saya dan RGI

RGI adalah salah satu tempat pelatihan bagi kaum duafa yang mempunyai keinginan tinggi untuk belajar.
RGI dapat mencetak insan yang gemilang,kreatif dan produktif,untuk penerimaan siswa RGI tidak memandang sampai mana pendidikannya walaupun dia tidak tamat SD tapi mempunyai bakat yang tinggi.
Di RGI diadakan berbagai pelatihan,di samping pelatihan itu juga diajarkan ilmu agama supaya anak-anak bisa mempunyai ilmu agama dalam dirinya,karena banyaknya ilmu yang diberikan di RGI saya tertarik untuk belajar di RGI,bahkan kedisiplinannya sangat di utamakan.

Senin, 09 Februari 2015

Buat Blog untuk RGI 12

Inilah daftar Blog Siswa/i Rumah Gemilang Indonesia Angkatan 12 kelas Aplikasi Perkantoran menggunakan blogspot.com

  1. Rahma Hidayanti -  http://rahmahidayanti04.blogspot.com/
  2. Fadilah - http://fadillahrgi.blogspot.com/
  3. Nadiah - http://nadiahrgi.blogspot.com/ 
  4. Ulfa Nur Azizah - http://ul12rgi.blogspot.com/
  5. Leni Aprisa - http://leniaprisa.blogspot.com/ 
  6. Tuti Nurhayati - http://tutirgi.blogspot.com/ 
  7. Mardiatun Hadawia - http://athunhadawia.blogspot.com/ 
  8. Purnama - purnamamuhammad.blogspot.com 
  9. Hamsiudin - hamziudi.blogspot.com
  10. Ilsa Mutiarani - http://ilsamutiarani.blogspot.com/ 
  11. Agus Heriansyah - heriansyah123.blogspot.com 
  12. Teguh Agus Wahyuda - teguh46us.blogspot.com 
  13. Hera Apriyudi - heraapriyudi.blogspot.com 
  14. Siti Saidah - http://sitisaidah16.blogspot.com/ 
  15. Devina Fatmasari - http://devinafatmasari.blogspot.com/
  16. Erlin Herlina - erlinrgi.blogspot.com 
  17. Firman Setiabudi - firmansetiabudi12.blogspot.com
  18. Egi Sopian - egisopianmomo.blogspot.com 
  19. Isna Rahmawati - http://isnarahmawati58.blogspot.com/
  20. Deden Hidayat - http://dedenhidayat93.blogspot.com/ 
Itulah blog menggunakan Blogspot milik siswa-siswi RGI Kelas Aplikasi Perkantoran angkatan 2012. Untuk tugas menggunakan Wordpress.com ada disini

Cara memunculkan icon download di youtube

caranya sebagai berikut:

  • pilih tools di menu bar pada browser
  • klik add-ons
  • setelah muncul add-ons manager pilih extensions
  • search pada extensions"flash video downloader" "colorZilla" "measureIt"
  • klik instal